How This Day

Rabu, 05 Maret 2014

Mengapa Harus Mengucapkan "Aamiin" ?

Ada berita tentang seorang nenek yg menggunting kain kiswah penutup ka'bah, mungkin dengan harapan bisa dijadikan ajimat kebeuntungan ketika balik lagi ke Indonesia. tak disangka harapan itu cuma khayalan, si nenek tersebut langsung ditahan oleh pihak keamanan arab saudi dan dijebloskan ke penjara. beruntung beliau sekarang sudah bisa dibebaskan melalui bantuan KJRI dan menasehati si nenek bahwa perbuatan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muahammad SAW.

Ajaran Islam di indonesia ini emang gak akan bisa murni, karena budaya sudah menjadi agama dan agama sudah jadi budaya. sulit untuk memisahkan keduanya. budaya klenik didaerah" pedalaman maupun di kota masih tumbuh subur dan bahkan makin menjadi, apalagi menjelang pemilu legislatif dan pemilu prsiden tahun ini. ada yg ke makam tokoh didaerah, ada yg bersemedi, ada yg memberikan sesajen ke pohon, patung, dateng ke dukun dll. Manusia adalah makhluk yang lemah, oleh karena itu ada kecenderungan untuk meminta pertolongan dan bantuan.

Al-Qur'an telah menuliskan 14 abad yg lalu, bahwa Tuhan yang maha pemurah memberikan pilihan; jalan lurus yg disana terdapat kenikmatan dan jalan kesesatan yang menghinakan.

Ada yang bertanya, kenapa sih setiap setelah kita membaca Al-fatihah harus bilang: "aamiin"?
logika nya ya klo kita atau orang lain berdo'a untuk kebaikan dunia dan akhirat apa yang terbersit dihati kita? tentunya mengiyakan dengun penuh harapan untuk segera dikabulkan, dalam bahasa ibadahnya : "aamiin".
nahh, klo bertanya apakah dicontohkan oleh Nabi SAW? jelas disebutkan dalam sebuah hadits (redaksi dan riwayanya bisa di cari di kitab bulughul maram atau kitab sahih bukhari-muslim takut salah) yg isi haditsnya adalah Rasulullah SAW bersabda; Apabila imam telah selesai membaca Al-fatihah, maka katakanlah: aamiin.

Al-fatihah itu surat pertama, cuma tujuh ayat, tiap hari sering dibaca, bahkan yg mendengar mengucapkan kalimat: "aamiin". namun apa boleh dikata, aplikasinya masih saja belum bisa konsisten. sooo... Nabi Muhammmad SAW jg bersabda bahwa beliau adalah manusia biasa seperti kita, namun beliau senantiasa dibimbing oleh wahyu dari Allah SWT yg dipandu JibriL. kita memang Manusia biasa, tidak dipandu jibriL, namun Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an dan juga sunnah Nabi SAW apakah belum cukup?

#RenunganUntukDiriSendiri#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar